Paradigma Baru Kedokteran Modern

Adanya paradigma baru sesuai dengan UU Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004 yang mengatakan bahwa ada tiga persyaratan untuk bisa menjadi seorang pasien yang berada di bawah tanggung jawab seorang dokter, yaitu: Pertama, pasien harus punya keluhan nyata yang diungkapkan dengan jujur. Kedua, dokter yang memeriksanya harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan masalah kesehatan tersebut, tidak boleh sembarangan dokter. Dan, ketiga harus ada evidence based medicine, bukti problem kesehatan yang nyata untuk penegakan diagnosa yang benar.

Ketika pasien datang berobat, pasien harus bisa menjelaskan keluhannya dengan baik kepada dokter yang tepat. Jangan sampai, misalnya seorang ibu yang sedang hamil dan merasakan perutnya tidak enak, yang seharusnya datang ke dokter spesialis kebidanan, tetapi datang ke dokter umum, atau dokter bedah. Maka, seharusnya dokter tersebut menolaknya dan menyarankan untuk datang ke dokter kebidanan lebih dulu. Kalau ada hal - hal di luar konteks kebidanan, baru dikonsultasikan ke dokter spesialis yang dibutuhkan.

Untuk mengeksplor kesehatan pasien, terkadang dokter perlu melakukan konfirmasi radiologis, misalnya jika membutuhkam foto imaging. Atau dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi jaringan dan cairan dalam tubuh pasien. Dari semua data yang terkumpul tersebut, yang disebut evidence based medicine, dokter akan menemukan diagnosa yang diyakini benar untuk membuat rencana tindakan medik yang diperlukan. Selanjutnya, untuk mendapatkan ijin atau persetujuan tindakan pengobatan dokter akan menyampaikan rencana tindakan medik tersebut kepada pasien. Pasien memiliki hak untuk menentukan setuju atau tidak setuju atas tindakan medik yang akan dilakukan tersebut.